Pengertian Mabni Dan Mu’rab, Macam Macam, Beserta Contohnya

bahasaarab.jumanto.net – Apa itu mabni dan mu’rab? Konsep al mu’rab wa al mabni dalam bahasa arab adalah pelajaran penting yang harus diketahui, untuk menentukan harakat akhir dari suatu kata apakah bisa berubah atau tidak.

Istilah lain yang terkait dengan materi mabni dan mu’rab, adalah bina dan i’rab.

Pengertian bina, i’rab, mabni dan mu’rab, akan kita bahas pada materi kali ini.

Pengertian Bina dan I’rab Beserta Contohnya

Sebelum membahas apa itu mabni dan apa itu mu’rob, kita bahas dulu apa itu bina’ dan apa itu i’rab.

Apa itu bina?

Bina’ dalam ilmu nahwu Bahasa Arab adalah wajibnya keadaan / harakat akhir dari suatu kalimat dalam satu keadaan tanpa ada perubahan meskipun ada amil yang masuk kepadanya.

Apa itu i’rab?

Kebalikan dari bina’ adalah i’rob, yaitu perubahan harakat akhir dari suatu kalimat karena ‘amil yang masuk padanya.

Contoh bina:

هَؤُلَاءِ

Dalam susunan jumlah, baik itu keadaan rofa’, nashab, maupun jar, harakat akhirnya tidak akan berubah:

  • rofa’: حَضَرَ هَؤُلَاءِ.
  • nashab: رَأَيْتُ هَؤُلَاءِ
  • jar: مَرَرْتُ بِهَؤُلَاءِ

Sedangkan contoh i’rob adalah perubahan lafadz zaid berikut ini:

  • rofa’: حَضَرَ زَيْدٌ.
  • nashab: رَأَيْتُ زَيْدًا
  • jar: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ

Pengertian Mabni dan Mu’rab Dalam Bahasa Arab

Mabni adalah kalimat yang tidak mengalami perubahan harakat akhirnya, meskipun ada ‘amil yang masuk padanya.

Sedangkan mu’rob adalah kalimat yang mengalami harakat akhirnya disebabkan ‘amil yang masuk padanya.

Seperti telah kita bahas sebelumnya, kalimat dalam Bahasa Arab itu terbagi menjadi 3: isim, fiil, dan huruf.

Kalimat isim ada yang mabni ada yang mu’rob.

Kalimat fi’il ada yang mabni dan ada yang mu’rob.

Sedangkan harf atau huruf itu selalu mabni.

Penjelasan lengkapnya, silakan baca uraiannya di bawah ini ya.

Baca juga: apa itu asmaul khomsah.

Pembagian Mabni

Mabni dalam Bahasa arab terbagi menjadi 4 macam:

  1. Mabni ala sukun, harakat akhirnya selalu sukun, contohnya; مَنْ، كَمْ.
  2. Mabni ‘ala fathah, harakat akhirnya selalu fathah, contohnya: أَيْنَ، كَيْفَ.
  3. Mabni ala kasrah, harakat akhirnya selalu kasroh, contohnya: هَؤُلَاءِ، أَمْسِ.
  4. Mani ala dhommah, harakat akhirnya selalu dhammah, contohnya: حَيْثُ، مُنْذُ.

Yang harus diperhatikan, adalah perbedaan antara mabni dengan mu’rab yang taqdiri.

Contohna lafadz: الْفَتَى.

Baik dalam keadaan rofa, nashob, maupun jer, itu selalu dibaca الْفَتَى.

Tapi ini adalah isim mu’rab yang tanda i’robnya dikira-kirakan.

Cirinya, kalau dia bukan mabni, dia bisa dibentuk menjadi mutsanna atau jamak.

  • mutsanna: الْفَتَانِ.
  • jamak: الفِتْيَةُ.

Baca juga: apa itu jamak muannats salim.

Macam Macam Mabni

Mabni bisa berupa kalimat isim, fiil, dan huruf.

1. Isim mabni

Pada asalnya, kalimat isim adalah mu’rob, yaitu harakat akhir katanya berubah jika ada ‘amil yang masuk padanya.

Isim mabni terbatas pada beberapa jenis seperti berikut ini:

  • Isim dhomir, kata ganti dalam Bahasa Arab, baik itu munfashil maupun muttashil. Contohnya: هُوَ، اَنْتَ، اَنَا، نَحْنُ, dan dhomir ta pada lafadz فَهِمْتُ.
  • Isim isyarah, yaitu kata tunjuk dalam Bahasa Arab, seperti هَذَا، هَذِهِ، تِلْكَ، هَؤُلَاءِ. Kecuali yang mutsanna.
  • Isim maushul, yaitu kata sambung dalam Bahasa Arab, seperti الَّذِي، الَّتِي، مَنْ، مَا. Kecuali yang mutsanna.
  • Isim istifham, kata tanya dalam Bahasa Arab seperti مَنْ، مَا، كَيْفَ، أَيْنَ، مَتَى, kecuali أَيّ.
  • Isim syarat, seperti مَنْ، مَا، مَتَى، أَيَّانَ, kecuali أَيّ..
  • Asmaul af’al, yaitu lafadz yang menunjukkan arti pekerjaan tapi tidak menerima tanda-tanda fi’il, seperti شَتَّانَ، هَيْهَاتَ، أُفٍّ، وَيْ، صَهْ، إِيْهِ.
  • Isim ‘adad yang murokkab, bilangan yang tersusun dari dua kata, seperti اَحَدَ عَشَرَ، تِسْعَةَ عَشَرَ dan yang ada di antaranya, kecuali اثنا عَشَرَ dan اثنتا عَشَرَةَ.
  • Sebagian dhorof, حَيْثُ، أَمْسِ، قَطُّ، الان، إِذْ.
  • Isim ‘alam yang diakhiri dengan وَيْهِ seperti سِبَوَيْهِ، نِفْطَوَيْهِ، عَمْرَوَيْهِ، خَالَوَيْهِ.

Itulah isim-isim mabni dalam ilmu nahwu Bahasa Arab.

2. Fi’il Mabni

Kalimat fi’il aslinya adalah mabni.

Kebalikan dari isim.

Penjelasan lengkapnya berikut ini:

Fi’il Madhi

Fiil madhi selamanya mabni.

Keadaan mabninya dalam 3 keadaan:

  1. mabni ‘alal fath: hakarat akhirnya tetap fathah.
    • jika akhirnya tidak bertemu sesuatu: جَلَسَ، حَسِبَ.
    • akhirnya bersambung dengan ta’ ta’nis sakinah: جَلَسَتْ، حَسِبَتْ.
    • akhirnya bersambung dengan alif itsnain: جَلَسَا، حَسِبَا.
    • bersambung dengan dhomir nashab (dhomir yang menjadi maf’ul bih): ضَرَبَنِي، ضَرَبَهُ، ضَرَبَهَا، ضَرَبَكَ.
  2. mabni ‘alas-sukun: tetap sukun harakat akhirnya, jika dia bersambung dengan:
    • ta’ fail, seperti: جَلَسْتُ، حَسِبْتَ، ضَرَبْتِ، ضَرَبْتُمَا.
    • na’ fa’ilin, seperti: جَلَسْنَا، حَسِبْنَا، ضَرَبْنَا.
    • nun niswah, seperti: جَلَسْنَ، حَسِبْنَ، ضَرَبْنَ.
  3. mabni ‘alad-dhamm: harakat akhirnya tetap dhommah, jika dia bersambung dengan:
    • wawu jamak, seperti: جَلَسُوْا، حَسِبُوْا.

Fi’il Amr

Fiil amr selalu mabni.

Mabninya fiil amr bisa dalam 4 kondisi:

  1. Mabni ‘alas-sukun, pada dua tempat:
    • jika bersambung dengan nun niswah, seperti: اِجْلِسْنَ، اُكْتُبْنَ.
    • jika fiilnya shahih akhir (bukan huruf illat) dan tidak bertemu dengan sesuatu, seperti: اِجْلِسْ، اُكْتُبْ.
  2. Mabni ‘alal-fath, jika ada padanya nun taukid, seperti: اِجْلِسَنَّ، اُكْتُبَنَّ.
  3. Mabni ‘ala hadzfi harfil ‘illah:
    • jika akhirnya berupa huruf illat dan tidak bertemu dengan sesuatu, seperti: اُدْعُ، اِسْعَ، اِرْمِ.
    • jika akhirnya huruf illat dan bertemu dhomir nashob, seperti: اِهْدِنِي، اِهْدِنَا، اِهْدِهِمْ.
  4. Mabni ‘ala hadzfin-nun, jika akhirnya bertemu:
    • alif itsnain, seperti: اذْهَبَا.
    • wawu jamak, seperti: اذْهَبُوْا.
    • ya’ muannats mukhotobah, seperti: اذْهَبِى.

Fi’il Mudhari

Fiil mudhari ada yang mabni ada yang mu’rob.

Fi’il mudhori mabni pada dua kondisi:

  1. Mabni ‘alas-sukun, jika bersambung dengan nun niswah, seperti: يُرْضِعْنَ.
  2. Mabni ‘alal-fath, jika disertai dengan nun taukid, baik tsaqilah maupun khofifah
    • tsaqilah, contohnya: لَنُخْرِجَنَّكَ.
    • khofifah, contohnya: نَسْفَعَنْ.

3. Huruf

Harf atau huruf selalu mabni.

Misalkan huruf jar, huruf athaf, huruf nashab, huruf jazm, huruf nida, huruf nashikhah, huruf mashdar, dan sebagainya.

Itulah mabni dalam bahasa arab beserta penjelasannya lengkap.

Sedangkan untuk yang mu’rab, insya Allah akan dibahas lebih lengkap pada materi i’rob.

Kesimpulan

Mabni adalah kalimat dalam Bahasa Arab yang harakat akhirnya tidak mengalami perubahan meskipun ada amil yang masuk padanya.

Kebalikan dari mabni adalah mu’rab.

Huruf selalu mabni.

Fiil madhi dan amr selalu mabni.

Fiil mudhori bisa mabni bisa mu’rob.

Sedangkan isim pada dasarnya adalah mu’rob, kecuali beberapa bab yang telah dijelaskan di atas.

Demikian materi Belajar Bahasa Arab Online mengenai Pengertian Mabni Dan Mu’rab, Macam Macam, Beserta Contohnya. Silakan dishare jika tulisan ini bermanfaat. Baca juga: Isim mutsanna.

Leave a Reply