Isim Ghoiru Munshorif: Contoh, Syarat, Pengertian, Illat, Pembagian, I’rob

bahasaarab.jumanto.net – Isim ghoiru munshorif adalah kalimat isim yang tidak menerima tanwin dalam Bahasa Arab. Atau dikenal juga dengan istilah isim laa yanshorif dan al mamnu’ minash-sharf. Tanda i’robnya berbeda dengan isim munshorif.

Alamat i’rob isim ghoiru munshorif yaitu rofa’ dengan dhommah, dan dalam keadaan nashob serta jar, tandanya dengan fathah.

Kecuali jika menjadi mudhof, atau didahului alif lam, tanda jernya dengan kasroh.

Isim Yang Tidak Menerima Tanwin

Seperti pernah saya tuliskan dalam materi ciri-ciri isim, bahwa salah satu tanda dari kalimat isim adalah adanya tanwin.

Jika suatu kata terdapat tanwin, maka itu adalah kalimat isim.

Namun, ada beberapa kondisi, suatu isim tidak menerima tanwin, yaitu:

1. Didahului alif lam (al)

Jika suatu ism sudah ada al di depannya, maka tidak boleh ditanwin.

Contohnya:

الْمُسْلِمُ, tanpa tanwin.

Jika pakai tanwin, maka tidak boleh pakai Al, contohnya: مُسْلِمٌ.

2. Menjadi mudhof

Isim dicegah dari penggunakan tanwin, juga jika menjadi mudhof.

Contohnya:

كِتَابٌ + الْأُسْتَاذُ

Menjadi كِتَابُ الْأُسْتَاذِ

كِتَابُ menjadi mudhof sehingga tidak menerima tanwin.

3. Isim ghairu munsharif

Isim ghairu munsharif, tidak menerima tanwin.

Contohnya:

فَاطِمَةُ، اِبْرَاهِيْمُ

Tidak memakai tanwin.

4. Mabni

Apa itu mabni?

Silakan baca di sini: mabni dan mu’rob.

Isim-isim yang mabni, tidak bertanwin.

Contohnya: هَذَا، الَّذِي.

Nah, jadi selain isim laa yansharif, ada 3 jenis isim lain yang tidak menerima tanwin.

Pengertian Isim Ghoiru Munshorif

Secara gampangnya, isim ghairu munshorif yaitu isim yang tidak menerima tanwin.

Dalam ilmu nahwu, definisi isim ghairu munshorif dijelaskan sebagai berikut:

الاسم الذي لا ينصرف وهو ما فيه علتان من تسع؛ كأحسن، أو واحدة منها تقوم مقامهما؛ كـ”مساجد، وصحراء”؛

Isim ghoiru munshorif adalah isim yang di dalamnya terdapat dua illat (alasan) dari 9 illat, seperti lafadz ahsanu, atau salah satu illat dari 9 illat yang menempati posisi 2 illat tadi.

Yang dimaksud ‘illat di sini adalah dasar alasan kenapa suatu isim tidak diberikan tanwin di akhir kalimatnya, serta pada saat jer tidak menggunakan alamat kasroh.

Baca juga: jamak muannats salim.

Apa Saja 9 ‘illat Pada Isim Ghairu Munsharif?

Sembilan alasan kenapa isim tidak ditanwin yaitu:

1. Shighot Muntahal Jumu’

Shighot muntahal jumu’ adalah setiap jamak taksir yang setelah alif taksirah-nya, jatuh dua huruf, atau tiga huruf tapi huruf tengahnya sukun.

Wazannya ada dua, melihat dari definisi tersebut.

  • Wazan مَفَاعِلُ, setelah alif taksirah, jatuh dua huruf yaitu ‘ain dan lam. Contohnya: مَسَاجِدُ، مَصَانِعُ، حَدَائِقُ.
  • Wazan مَفَاعِيْلُ, setelah alif taksirah, jatuh 3 huruf (‘ain, ya, dan lam), tapi huruf tengahnya mati (ya disukun), contohnya: مَفَاتِيْحُ، مَصَابِيْحُ، تَمَاثِيْلُ، مَوَاقِيْتُ.

Jika setelah alif taksirah jatuh 3 huruf, tapi huruf tengahnya tidak sukun, maka bukan isim ghairu munsharif.

Contohnya:

مَلَائِكَةٌ، صَيَارِفَةٌ، فَلَاسِفَةٌ.

2. Wazan Fi’il

Isim alam dan isim shifat yang berwazan fiil termasuk ghairu munshorif.

Contohnya:

  • Isim alam: اَحْمَدُ، يَزِيْدُ.
  • Isim shifat: اَحْمَرُ، اَبْيَضُ.

3. Ziyadah Alif dan Nun

Tambahan alif dan nun menjadi salah satu isim alam atau isim shifat menjadi ghairu munshorif.

Contohnya:

  • Isim alam: سُلَيْمَانُ.
  • Isim shifat: عَطْشَانُ.

4. ‘Udul

‘Udul adalah keluarnya isim dari bentuk aslinya.

Isim alam dan isim shifat yang udul, adalah ghairu munshorif.

‘Udul sendiri terbagi menjadi dua:

  • Udul haiqiqi: mengikuti wazan فُعَلُ dan مَفْعَلُ, digunakan pada isim ‘adad (hitungan) 1 s.d. 4. Contohnya: مَثْنَى، ثُنَاءُ dari kata bentuk aslinya اِثْنَان.
  • Udul taqdiri: mengikuti wazan فُعَلُ dari asalnya فَاعِلٌ, contohnya زُحَلُ dari bentuk aslinya زَاحِلٌ.

5. Tarkib Mazji

Tarkib mazji adalah gabungan dari dua kata yang membentuk suatu nama, misal jadi nama kota seperti: حَضْرَ مَوْت.

Yang masuk ke dalam kategori isim ghoiru munshorif adalah tarkib mazji selain yang berakhiran waih (وَيْهِ), karena jika berakhiran وَيْهِ maka mabni ala kasroh, seperti سِيْبَويْهِ.

6. Ta`nits

‘illat ta’nits di sini bisa berupa alif (maqshurah dan mamdudah) maupun ta’.

  • Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits mamdudah, adalah isim laa yanshorif, contohnya: صَحْرَاءُ، فُقَرَاءُ.
  • Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits maqshurah, adalah termasuk laa yanshorif, contohnya: كُبْرَى، سَلْمَى، ذِكْرَى.
  • Ta’ ta’nits, contohnya: طَلْحَةُ، فَاطِمَةُ.

Baca juga: apa itu isim maqshur?

7. ‘Ajam

Ajam artinya bukan arab.

Isim alam (nama) yang bukan asli dari Bahasa Arab, bersifat ghoiru munshorif.

Contohnya: اِبْرَاهِيْمُ.

8. ‘Alamiyah

Isim alam menjadi ghairu munsharif jika bersamaan dengan salah satu dari 6 illat yang telah disebutkan di atas.

Penjelasan lengkapnya ada di bawah.

Contohnya:

عُثْمَانُ،سَلْمَانُ

9. Shifat

Isim shifat menjadi ghairu munsharif jika bersamaan dengan salah satu dari 3 ‘illat di atas.

Penjelasan lengkapnya ada di bawah.

Baca juga: isim manqush.

Macam Macam Isim Ghoiru Munshorif

gambar tabel pembagian isim ghoiru munshorif
gambar tabel pembagian isim ghoiru munshorif

Melihat dari definisi di atas, maka isim ghoiru munshorif dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Isim ghoiru munshorif yang mempunyai satu illat

Yang cukup dengan satu ‘illat, ada 2 kelompok besar:

  1. Shighot muntahal jumu‘, dengan wazan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ sebagaimana telah disebutkan di atas.
  2. ta’nits, berupa alif yang jatuh setelah 3 huruf asli:
    • mamdudah: contohnya حَسْنَاء, dari 3 hurur asli حَسُنَ.
    • maqshuroh: contohnya سَلْمَى dari 3 huruf asli سَلِمَ.

Untuk ta’nits berupa ta’, perlu 2 illat untuk menjadi ghairu munsharif.

Isim ghoiru munshorif mempunyai dua illat

Terbagi menjadi dua:

  • Lil ‘Alamiyyah
  • Lil Washfiyyah

Lil ‘Alamiyah

Bagi isim ‘alam, dia harus bersama 6 ‘illat untuk menjadi ghairu munsharif.

Ke-enam illat tersebut yaitu

1. Al ‘alamiyyah ma’at-ta’nits

Yang pertama, isim ‘alam yang menunjukkan makna ta’nits atau terdapat tanda ta ta’nits.

Contohnya:

زَيْنَبُ، مَرْيَمُ

Termasuk juga nama-nama lelaki yang menggunakan ta’ ta’nits seperti حَمْزَةُ، عُبَيْدَةُ، مُعَاوِيَةُ، طَلْحَةُ.

2. Al ‘alamiyyah ma’a ziyadatil alif wan nun

Yang kedua yaitu isim alam yang mendapat tambahan alif dan nun di akhir katanya.

Contohnya:

عُثْمَانُ،سَلْمَانُ، عِمْرَانُ،غَطَفَانُ،رَمَضَانُ،مَرْوَانُ، سُلَيْمَانُ

3. Al ‘Alamiyyah ma’al ‘ujmah

Isim alam yang berasal dari Bahasa Ajam, bukan Bahasa Arab asli.

Contohnya:

إِبْرَاهِيْمُ، إِسْمَاعِيْلُ، إِسْحَاقُ، يَعْقُوْبُ، يُوْسُفُ، جِبْرِيْلُ، مِيْكَائِيْلُ، هَارُوْتُ

Di dalam Al Quran, ada 6 nama Nabi yang bukan ghairu munsharif: Muhammadun, Sholihun, Syu’aibun, Huudun, Nuuhun, Luuthun.

4. Al ‘Alamiyyah ma’a waznil fi’li

Isim ‘alam dengan wazan fi’il.

Utamanya wazan fi’il mudhori‘.

Contohnya:

أَحْمَدُ dengan wazan أَفْعَل

يَثْرِبُ dengan wazan يَفْعِلُ

5. Al ‘alamiyyah ma’at-tarkib al mazji

Isim alam yang tersusun dari dua kata.

Contohnya:

حَضْرَ مَوْتُ dari kata حضر dan موت.

بَعْلَبَكُّ dari kata بع dan لبك.

6. Al ‘alamiyyah ma’al ‘udul

Isim ‘alam dengan wazan فُعَل yang diturnkan dari wazan فَاعِل.

Contohnya:

عُمَرُ dari wazan عَامِر

مُضَرُ diturunkan dari wazan مَاضِر

Lil washfiyyah

Isim sifat menjadi ghoiru munshorif jika bersamaan denga 3 illat lainnya:

1. Al washfiyyah ma’a ziyadatil alif wan nun

Isim shifat yang mendapatkan tambahan alif dan nun di akhir katanya.

Seperti:

غَضْبَانُ، عَطْشَانُ، سَكْرَانُ، شَبْعَانُ

2. Al Washfiyyah beserta wazan fi’il

Sifat dengan wazan أَفْعَل.

Contohnya:

  • warna, seperti: أَبْيَضُ، أَسْوَدُ، أَحْمَرُ، أَخْضَرُ، أَصْفَرُ، أَزْرَقُ
  • ‘uyub, seperti: أَعْوَرُ، أَعْمَشُ، أَحْوَلُ
  • isim tafdhil, seperti: أَكْبَرُ، أَصْغَرُ
3. Al washfiyyah beserta ‘udul

Yaitu wazan فُعَال dan مَفْعَل dari bilangan 1 sampai 4 (ada pendapat juga yang mengatakan sampai 10) dan lafadz أُخَرُ.

Contohnya:

أُحَادُ، مَوْحَدُ، ثُنَاءُ، مَثْنَى، ثُلَاثُ، مَثْلَثُ، رُبَاعُ، مَرْبَعُ

Itulah pembagian isim ghoiru munshorif lengkap.

I’rob Isim Ghoiru Munshorif

Tanda atau alamat i’rob isim ghoiru munshorif hanya ada dua: dhommah dan fathah.

  • Isim ghoiru munshorif ketika marfu‘ ditandai dengan dhommah.
  • Isim ghoiru munshorif ketika majrur ditandai dengan fathah. Begitu juga saat manshub, dengan fathah

Contohnya:

  • Rofa‘: جَاءَ إِبْرَاهِيْمُ, Ibrahim telah datang.
  • Nashob: رَأَيْتُ إِبْرَاهِيْمَ, aku melihat Ibrahim.
  • Jer: مَرَرْتُ بِإِبْرَاهِيْمَ, aku lewat berpapasan dengan Ibrahim.

Syarat Isim Ghoiru Munshorif

Dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik, ada nadhom isim ghoiru munshorif berikut ini:

وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَالا يَنْصَرِفْ مَالَمْ يُضَفْ أَوْيَكُ بَعْدَ ألْ رَدِفْ

Dijarkan dengan fathah, isim laa yansharif, sepanjang tidak menjadi mudhof atau ada setelah al.

Jadi, isim ghairu munsharif tetap dijarkan dengan fathah, dengan syarat:

1. Tidak menjadi mudhof

Jika isim ghairu munsharif dimudhofkan kepada isim lain, pada saat jar, tanda jarnya dengan kasroh, bukan dengan fathah.

Contohnya:

مَرَرْتُ بِأَحْمَدِكَ

Aku lewat berpapasan dengan Ahmad-mu.

Karena Ahmad menjadi mudhof, maka tanda jarnya dengan kasroh.

Bukan dengan fathah lagi.

2. Diawali dengan al

Isim ghairu munsharif yang diawali alif lam, juga dijarkan dengan kasroh.

Contohnya:

مَرَرْتُ بِالْأَحْمَدِ

Ahmad, karena didahului Alif Lam, maka majrur dengan kasroh.

Bukan fathah.

Contoh Kalimat Isim Ghoiru Munshorif

Berikut ini contoh kalimat isim ghoiru munshorif di dalam Al Qur’an beserta surat dan ayatnya:

Marfu’

  1. Surat Al Baqarah ayat 69: قَالَ اِنَّهٗ يَقُوْلُ اِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاۤءُ. Dia (Allah) berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya.
  2. Surat Al Baqarah ayat 266: وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُ. Sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil.
  3. Surat Al An’am ayat 104: قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْ. Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu.

Manshub

  1. Surat Al Baqarah ayat 143: لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ. agar kamu menjadi saksi. Manshub karena menjadi khobarnya kana.
  2. Surat An Naml ayat 60: فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ حَدَاۤىِٕقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ. Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah.
  3. Surat Al An’am ayat 91: تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا. Kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan (sebagiannya).

Majrur

  1. Surat Al Baqarah ayat 249: قَالُوْا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ. mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.”.
  2. Surat At-Taubah ayat 25: لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ. Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang.
  3. Surat Al Waqi’ah ayat 18: بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ. Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir.

Kesimpulan

Dari sisi penerimaan tanwin, isim dibedakan menjadi munshorif dan ghoiru munshorif.

Isim munshorif: bisa menerima tanwin.

Isim ghoiru munshorif: tidak menerima tanwin.

Isim ghoiru munshorif ketika majrur ditandai dengan fathah.

Itu yang membedakan dengan munshorif.

Demikian penjelasan lengkap tentang isim ghoiru munshorif. Silakan dishare jika materi ini bermanfaat. Baca juga: isim mutsanna.

6 thoughts on “Isim Ghoiru Munshorif: Contoh, Syarat, Pengertian, Illat, Pembagian, I’rob”

Leave a Reply